Mobil Listrik Punya Regenerative Braking, Beda dengan Engine Brake

 punya sensasi engine brake seperti mobil Bahan Bakar Minyak (BBM) yaitu bantuan tambahan perlambatan kecepatan ketika pedal gas diangkat (deselerasi).

Di mobil listrik hal ini dinamakan regenerative braking kemudian juga beda dengan engine brake pada mobil BBM dikarenakan tak menggunakan enjin, ataupun rem.

Regenerative braking pada mobil listrik mampu belaka berbeda-beda mekanismenya. Misalnya pada Hyundai Ioniq 5 asalnya dari torsi negatif dalam motor elektrik.

Ketika pedal gas diinjak maka motor elektrik calon menggerakkan roda ke arah depan menghasilkan mobil maju. Regenerative braking terlibat saat pedal gas diangkat, saat itu terjadi momentum laju dimanfaatkan untuk mengubah motor elektrik menjadi generator, menginduksi arus kemudian dipakai buat mengisi energi baterai.

“Regenerative braking ini konteksnya adalah energy recovery dari motor listriknya, bukan dari rem roda. Ini dua hal yang digunakan yang disebut berbeda meskipun tujuannya sama,” kata Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia, dalam Banyuwangi, Rabu (4/10).

Regenerative braking pada Ioniq 5 memungkinkan motor listrik mengisi energi elemen penyimpan daya secara mandiri. Energi itu asalnya dari pergerakan kinetik perlambatan laju mobil.

Pada Ioniq 5 terdapat empat level regenerative braking, mulai dari 0 hingga 4. Level 0 artinya regenerative braking semakin rendah, ini berarti efek perlambatan laju yang digunakan hal itu dihasilkan semakin kecil kemudian energi yang digunakan mana disimpan ke akumulator juga semakin rendah.

Sedangkan level 4 atau disebut i-pedal merupakan tahap regenerative braking paling tinggi. Saat diaktifkan maka pengemudi dapat jadi mengerem bahkan sampai berhenti secara singkat belaka dengan mengangkat pedal gas.

Memilih level regenerative braking pada Ioniq 5 sanggup dilaksanakan menggunakan paddle shifter yang dimaksud ada pada balik kemudi. Pada mobil BBM paddle shifter ini umumnya digunakan untuk mengganti posisi gigi.

Saat regenerative braking bergerak pengemudi akan segera merasakan perlambatan usai pedal gas akselerator diangkat.

“Tergantung dari setelan level braking, mungkin friction braking (pengereman) mampu bukan sering dipakai. Makanya pada umumnya atau kecenderungannya mobil-mobil listrik dengan sistem regenerative braking itu umur pakai kampas rem atau cakram itu berjauhan lebih banyak lanjut awet,” tutup Bonar.

Dikutip dari CNN News

Tinggalkan komentar